Angin membawa pesan bahwa Tuhan bukan dalang. Ini murni, karena setiap lakon adalah peran utama. Mereka berkata tanpa skenario, menari tanpa koreografi, berekspresi tanpa akting. Merekalah lakonnya dan merekalah dalangnya yang kala menjadi kisah baik atau buruk. Relasi berbaur dengan sendirinya. momen tak pernah putus. Latar berganti. Bisa horizontal maupun vertikal.
Sabtu, 23 April 2011
sejarah empek - empek
Sejak masuknya perantau dari Cina ke Palembang, abad ke-16. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.
Tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun tinggal di daerah Perakitan merasa prihatin melihat tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga menjadi makanan baru yang dijual oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.[1]
Langganan:
Postingan (Atom)