Paten, kau tuliskan di secarik kertas.
Dengan aneka tinta, desain ini-itu.
sekarang dia bebas kemana pun
seperti burung
secarik kertas itu menggerakkan sesuatu.
saling bergerak dan bergerak
selalu bergerak
yang digerakkan aturan main
Angin membawa pesan bahwa Tuhan bukan dalang. Ini murni, karena setiap lakon adalah peran utama. Mereka berkata tanpa skenario, menari tanpa koreografi, berekspresi tanpa akting. Merekalah lakonnya dan merekalah dalangnya yang kala menjadi kisah baik atau buruk. Relasi berbaur dengan sendirinya. momen tak pernah putus. Latar berganti. Bisa horizontal maupun vertikal.
Jumat, 14 November 2014
Jumat, 15 Agustus 2014
Amoeba dan Predator
Predator memangsa Amoeba
Terlalu besar untuk dilahap
Dalam gelap ia berbisik
Berucap mantra membelah
Amoeba membelah diri
Saling bunuh tinggal satu
Lagi-lagi membelah diri
Saling bunuh tinggal satu
Satuan kecil jadi terdesak
Telat besar kena skak
Predator menang telak
Tertawa terbahak-bahak
Hahahahahahahahahaha
Hahahahahahahahahaha
Hahahahahahahahahaha
Hap! Amoeba dimakan
Cipt.
Audij
Tanggal.
5 Juni 2014
Rabu, 09 April 2014
SEADANYA
BERJALAN MELANGKAH KAKI
BICARA BERCUAP MULUT
AKU KAU DIA MEREKA
ITU KAMI!
UMAT
MANUSIA BERNYAWA!!
BUKAN DALANG!
KAMI SALING BENTUR
KAMI SALING BUANG
KAMI
JADI KISAH
S E A D A N
Y A
Cipt. Audij
Tgl. 3 November 2013
Senin, 31 Maret 2014
My Best Tweet Story 1
Pakaian seragam sama dengan Bungkus Kado.
IDENTITAS
Sekarang kamu tak bisa asal tuduh. Lihat ini identitas! Mengambil
tanpa ada kesepakatan dan syarat adalah mencuri. Sekarang kau tak bisa
berbohong. Aku sudah memberikan. Ini buktinya! Kau tak bisa mengelak. Kau tak
bisa fitnah lagi. Karena dia beridentitas. Keaslian itu terbukti dan memenuhi
syarat. Lihatlah sekarang, dengan identitas ia menjadi saksi atas peristiwa tukar-menukar
kita.
Identitas juga banyak ragamnya: warna, nomor, desain,
waktu dan lain-lain. Seputar penjelasan identitas, peristiwa pertukaran terjadi
oleh banyak nilai yang bervariasi identitasnya. Dalam ilmu matematika,
identitas memang ada batasnya, jutaan bahkan miliyaran yang dipegang,
tersimpan, maupun belum tercetak. Tanpa disadari orang tidak peduli dengan
identitas. Maka dari itu pemalsuan pun terjadi. Sulit terlacak apabila belum
meneliti identitas.
Sebetulnya identitas itu tidak terlalu penting. Karena
benda tersebut mudah diberi dan mudah diterima. Beda dengan identitas
kendaraan, tempat tinggal, surat-surat, kode komunikasi, dan benda berharga
lainnya yang diperhatikan serius oleh pemilik. Identitas pun ada di diri kita, segala serta makhluk
hidup sekalian.
Bicara soal identitas, ada yang diputuskan sendiri loh.
Seperti jati diri, nama dari orangtua, nama komunitas/grup, nama organisasi,
kode, bahasa, apa saja buatan manusia yang disebutkan. Memang ada sembarang dan
bukan tentang identitas. Nah kalo identitas dari aturannya ya bukan
sembarangan. Dari jumlah banyak kadang ada kode cantik yang jadi koleksi. Aku
orang nya agak berlebihan, usai transaksi ku potret deh identitas alat tukar.
Habis itu ya ku hapus.
PIRING KOSONG
Tadi makan apa?
Pertanyaan itu melahirkan perdebatan. Dini-dini lapar
pun penasaran dengan pertanyaan itu. Kebenaran harus diungkapkan. Mari
selidiki!
Sisa peristiwa siapa penulisnya? Peristiwa telah habis
dan ditutur ulang. Banyak menerimanya sebagian protes. Tutur menjadi doktrin
dini-dini.
Dari sisa diceritakan kisah, kisah? Bukan peristiwa?
Perdebatan hal lalu, mematahkan kebiasaan. Peristiwa ini sudah berkerak. Mari
kita diskusikan, dan jilat sisanya! Perang opini sungguh membuat ragu. Kalau
tak percaya jilat sisanya!
Pembohong selalu berdalih, menjilati sisa sampai habis. Mengapa kita tak boleh menjilati sisa? Dasar pembohong! Terpaksa kami menjilati bekasmu juga. Jijik! Liur dan bekasnya itu tidak bisa menemukan keaslian peristiwa. Tak ada yang orisinil.
Mari bertanya kepada saksi yang sudah feses. Mereka bau,
coklat kadang kuning. Feses bagaimana ceritanya? Seperti apa rupanya? Feses
kenapa kau bau? Feses percayakah apa kata pembohong walau belum tentu bohong? Feses
haruskah kujilati dirimu menahan jijik demi peristiwa?
Terlambat. Kalau pun pasca peristiwa, peristiwa pun dicerna. Mau ya muntah dan jilat muntahannya! Bukankah sama jijiknya meski masih bisa merasakannya? Terpaksa sama lendir-lendir dari perutnya. Masih untung belum terkontaminasi. Berhentilah berandai, sekarang yang dilihat adalah kosong dan feses.
Melacak peristiwa lalu belum tentu benar seratus persen. Saling jilat-menjilat atau mengekor para penjilat antar penjilat lain. Lebih jijik lagi para dini itu bertukar lidah. Belum lagi lain cara yakni memantau feses yang bau meneliti warna dan bentuknya. Kadang juga belum tentu asli karena terkontaminasi.
Meributkan kekosongan bisa membuat lapar. Apalagi harus menjilat feses. Daripada diributkan mari isi kekosongan dan cerna dengan baik.
Sekarang mari makan!
Langganan:
Postingan (Atom)